Cari Blog Ini

TULISAN KATA HATI

BEBERAPA UNGKAPAN KATA HATI YANG TERTUANG DALAM TULISAN

Sabtu, 26 November 2011


KATA HATI

Mengapa harus bertemu kembali....
Bila harap dan pinta....sebatas angan-angan
Mengapa harus .....di mohon
bila hanya sandiwara...
Mengapa mesti kecewa.....
Jika harap tak terwujud.....
Mengapa harus berbohong......
Bila kata hati berkata.....

(pkl 01.00/25/11/2011)

KATA HATI



kali ini tak akan kuhindari lagi......
langkah tuk bersamamu...
meski... kita tidak muda lagi......, 
namun keyakinanku padamu.....
tuk mengisi sisa-sisa hidup bersama....
melebihi segalanya......
aku juga tak ingin gagal lagi....
menapaki jalan bersamamu....
walau sisa-sisa hidup tak kutau pasti....
mungkin saja sauara di langit....
bisa memberikan ....kelebihan waktu...
sehingga bisa kurengkuh.....kebahagiaan..
walau sesaat bersamamu....,
tapi....keraguanku muncul seketika....
tatkala kulihat bayangan lain.......
menyelinap diantara kita......
menepis harap dan asaku......
ah... seandainya bisa kunikmati....wajahmu
seandainya......waktu bisa kuulang...

(ujung Nop, 00,45 ,2011)


Rabu, 23 November 2011


SESAL KU

perlahan kabut kerinduan....yang semula begitu tebal...kian menipis
menghalau kegundahan ....yang sekian lama bermukim di hati.......
ketika suaramu.....diseberang sana ..... menyahut lembut .....sapaanku....
meski kudengar ada nada keraguan di suaramu........
namun sejujurnya aku lebih ragu lagi........
terlalu banyak kehampaan yang kuberikan padamu
terlalu banyak kebohongan yang ku sajikan....
terlalu besar kekecewaan yang kutitipkan padamu......
mampukah aku tuk bersua denganmu lagi......
sanggupkah aku menatap matamu ......yang mengandung seribu makna...
ah....sungguh berdosa aku padamu.....
andai maafku tak kau terima.....aku memakluminya...
andai harapku tak kau dengar aku mengerti....
andai cintaku kembali kau tampik....aku rela.....
mengapa waktu mempermainkan ku......
mengapa waktu menina bobokan ku.....
mengapa waktu kian menjauh dariku.....
ah.....hanya sesalku yang tersisa.......


kisaran,  ujung nop 2011, 00.30 wib
KAU YANG MASIH DISANA


Ternyata....kau yang disana...tak pernah lupa
begitu juga aku...., bayangmu dalam anganku...
masih segar dalam ingatan......meski kenangan pahit
diantara kita waktu itu......begitu akrab
membelah dan memporak  porandakan harap dan pinta
begitu jauh waktu yang telah kita tinggalkan.......
namun rasa dalam hati belum pupus......walau jarak kitapun terpisah
kembali rasa itu muncul.........
kembali harap itu datang.......
kembali angan membubung tinggi....
namun ........apakah kembali pula....harus tersandung....
terbentur ......dan terkapar dalam penantian.......
apakah ini sekedar........sandiwara......
apakah ini sekedar ....mimpi........
atau hanya sekedar.......basa-basi......???



Kisaran,  Nop 2011
(setelah selama 24 tahun tak terdengar suaranya, kembali kudengar )

Sabtu, 24 September 2011

sinandongmanca: PERANAN PANTUN DALAM ADAT PERKAWINAN MELAYU ASAHAN...

sinandongmanca: PERANAN PANTUN DALAM ADAT PERKAWINAN MELAYU ASAHAN...: PERANAN PANTUN DALAM ADAT ISTIADAT PERKAWINAN SUKU MELAYU ASAHAN PERANAN PANTUN DALAM ADAT ISITADAT PERKAWINAN SUKU MELAYU

PERANAN PANTUN DALAM ADAT ISTIADAT PERKAWINAN SUKU MELAYU ASAHAN

PENYUSUN              : ( Alm .H.ARIFIN SARAGIH )
Pengumpul Data         : ( Alm ) YOHANAN BAHAR

1. PENDAHULUAN

            Bila seorang pemuda menginginkan seorang gadis untuk dipersunting menjadi istri, didahului dengan mengutus “ PENGHULU TELANGKAI” (seseorang penghubung yang dipercayai oleh pihak laki-laki untuk merintis keinginan pemuda terhadap gadis yang menjadi idamannya ).
            Penghulu Telangkai berusaha untuk menemukan permasalahan pada waktu dan saat yang tepat untuk diungkapkan maksud dan tujuan terhadap gadis (pihak perempuan). Setelah diperoleh ketentuan dari Penghulu Telangkai, pihak laki-laki mengadakan musyawarah dengan famili untuk merembukkan pelaksanaan:
  1. merisik
  2. meminang
  3. menikahkan
  4. melangsungkan peresmian/perkawinan
Hal ini akan dilaksanakan pada hari/jadwal yang telah disepakati antara kedua belah pihak.

II. MERISIK DAN MEMINANG SECARA RESMI
            Mersisik dan meminang secara resmi dilaksanakan setelah risikan dilakukan setengah resmi yang dilangsungkan olh Penghulu Tealngkai  berjalan baik. Menurut adapt risikan dan pinangan dilaksanakan dihadapan keluarga pihak gadis. Dahulu merisik dan meminang selalu dilaksanakan secara terpisah (tersendiri), namun selalu juga dilaksanakan sekaligus. Pada hari yang telah disepakati pihak lelalki dating kerumah pihak perempuan membawa beberapa persiapan :\
  1. Tepak Sirih Pembuka Kata
  2. Tepak Sirih Perisik
  3. Tepak Sirih Meminang
  4. Tepak Sirih Bertukar Tanda
  5. Tepak Sirih Ikat Janji
  6. Beberapa buah Tepak Pengiring
Tepak-tepak siriyh ini terdiri dari tepak biasa, dan tepak Palembang. Tepak-tepak ini diisi dengan sirih yang tersusun rapid an cembul-cembul diisi dengan tembakau, kapur,gambir dan pinang ditebuk/diukir, ada pinang berkait dan gambir diukir. (cembul-cembul ini ada yang terdiri dari perak, tembaga, kuningan , suasa dan bahkan emas )
Hal ini melihat kemampuan dari sipelaksana. Dahulu tepak ini dibungkus dengan kain selendang tetapi sekarang dipilih kain yang lebih indah.
Sementara di rumah pihak perempuan telah menanti pula beberapa tepak:
  1. Tepak Nanti
  2. Tepak Bertukar Tanda
  3. Tepak Ikat Janji
Yang tersedia diatur diatas hamparan permadani indah dibawah langit-langit bertabir aneka corak.
Umumnya sebelum acara merisik dan meminang dimulai, tepak-tepak yang dibawa rombongan laki-laki disusun menurut urutan,kemudian ditepung tawari.
Pada acara ini masing-masing pihak menyediakan seorang “ahli bersilat lidah” yang disebut :
            BENTARA SABDA ( Juru Bicara ) yang diapit BENTARA KANAN dan BENTARA KIRI ( Keluarga terekat orang yang dapat mengambil keputusan bila tumbuh hal-hal diluar yang tidak digariskan). Sebenarnya segala sesuatu telah diketahui oleh kedua belah pihak lewat pembicaraan setengah resmi dari “ PENGHULU TELANGKAI ” misalnya ,
  1. Siapa yang akan dipinangkan dan dipinang
  2. Berapa mahar (mas kawin dan syarat-syarat)
  3. Bila nikah dan bersatu
  4. Bertukar tanda (cincin, gelang, rantai, misalnya )
Bersilat lidah ini kadang-kadang memakan waktu berjam-jam. Malulah rasanya bagi pihak yang tidak dapat memaparkan kehendaknya dengan teratur dan jelas. Biasanya untuk memaparkan maksud tidak secara langsung tetapi selalu dengan cara “ Kias dan Ibarat “ Disinilah letaknya kehalusan budi orang melayu, jangan sampai dikatakan kasar dan tidak beradat.
                        Yang kurik gundi
                        Yang merah saga
                        Yang baik budi
                        Yang indah bahasa
Disinilah adapt itu diasah dan diuji dengan kemampuan bersilat lidah, secara tidak langsung sehingga akhirnya sama-sama diakui oleh kedua belah pihak. Jika kedua belah pihak telah berhadapan, maka oleh “ Bentara sabda pihak perempuan menyorongkan sebuah tepak sirih-tepak nanti-sebagai penyambut tamu sambil berkata memberi salam pada para tamu/rombongan dan tak lupa mengucapkan puja puji kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas ridhoNYA mengharapkan safaat akan junjungan nabi Muhammad SAW.
Bentara Sabda melanjutkan kata-katanya
            Sedang matahari bersinar cerah
            Ketika angina berhembus sepoi-sepoi basah
            Awan berarak hanyut pasrah
Diiringi suara burung berkicau ria
Ketika ramai sorak anak-anak dihalaman
            Dilihat tamu datang berbondong
            Sampai dipintu pekarangan
            Lalu masuk kehalaman, memberi salam dengan takjim, membuat kami tertegun gembira
            Patut disambut secara adat
            Menurut adat resam Melayu semenjak dari sejak dahulu kala, jika kita kedatangan tamu sirih ditepak disorong selalu, sebagai tanda keihklasan hati, terimalah tepak sirih…….sirih nanti dari kami
                                    Sekapur sirih Seulas pinang
                                    Disantap Cik Puan dari Malaka
                                    Kami ucapkan selamat datang
                                    Semoga kita sama bahagia
            Makanlah tuan sirih kami
            Yang kami sebut sirih penanti
            Marilah kita sama menanti
            Untuk pengikat silaturrahmi (sembari menyorongkan/menyuguhkan tepak..)
                                                            Tinggi berdiri gunung ledang
                                                            Dikaki gunung terhampar sawah
                                                            Makanlah sirih sekapur seorang
                                                            Untuk kita memulai kata
            ( Sirih dimakan pihak lelaki sekapur seorang/sebagai mewakili rombongan 2 atau 3 orang memakannya )……………………………………………………………
( Setelah itu bentara Sabda pihak laki-laki menyorongkan sirihnya/tepak pembuka kata. Tutup tepak dibuka dan tutupnya diletakkan miring di sebelah kiri tepak. Bentara Sabda laki-laki menyerahkan tepak tersebut kehadapan Bentara Sabda pihak perempuan dengan tangkai sirih mengarah kepada Bentara Sabda pihak perempuan, lalu Bentara Sabda pihak laki-laki berpantun :
Kami datang membawa pesan
Salam takjim penuh keikhlasan 
Dari…………….yang jadi pangkalan
Semoga kita bersama dilindungi Tuhan
                                                Tinggi-tinggi simatahari
                                                Anak kerbau mati tertambat
                                                Sudah lama kami mencari
                                                Tempat berteduh dihujan lebat.
Tepak sirih dari pihak laki-laki diedarkan oleh pihak perempuan, kepada pihak mereka lalu memakan sirih sekapur pinang sekacip. Kemudian pihak laki-laki menyorongkan Tepak Perisik sambil berkata.
Tuan-tuan/Saudara/I jauh sudah kami berjalan, banyak bukit yang telah kami daki, banyak lembah yang telah kami turuni, karena besarnya hajat dihati kami sampai kemari, lengkaplah hadir dalam majelis utusan dari………………………(menyebutkan nama orang tua laki-laki disertai sirih adat dan sirih irinngan.
                                    Tumbuh kemiri didalam dulang
                                    Uratnya besar silih menyalih
                                    Duduk kami duduk berbilang
                                    Karena hajat datang kemari

                                    Limau purut jatuh kelembah
                                    Jika dilembah ditumbuh duri
                                    Pinang menghadap sirih menyembah
                                    Jari sepuluh menjunjung duli
Demikianlah kata mula dari kami, moga-moga kata berjawab, gayung bersambut (pihak perempuan menyambut dan membalas pantun)
                                    Kedudukan tumbuh didalam dulang
                                    Uratnya panjang jalur-jaluran
                                    Duduk kita duduk berbilang
                                    Alat yang mana kita pakaikan
                                   
                                    Sorong papan tarik papan
                                    Buah langsat didalam peti
                                    Sirih risik belum dimakan
                                    Apa hajat didalam hati
Pihak laki-laki menjawab menguraikan maksudnya
Maaf tuan-tuan….,besar gunung dan setinggi gunung, lebih besar dan lebih tinggi maksud yang terkandung didalam hati. Itulah sebabnya kami dating kemari, tidak menghiraukan lapar dahaga, onak dan duri, dilanggar, dilanda, dikuakkan rintangan dan kendala disingkirkan. Kami mendengar tuan-tuan orang budiman arif cendekiawan dan bijaksana
                                    Paham dikias, arif diumpama
                                    Memegang adat dan kebiasaan menepati janji dan kata-kata
                                    Dari dahulu sampai sekarang
                                    Siapa salah siapa ditimbang
                                    Adat dan syarat jadi pegangan
Kemudian dari pada itu tuan-tuan yang budiman….
                                    Besarlah sudah remaja dirumah putra dari………………
                                    Umur sudah setahun jagung
                                    Darah sudah setampuk pinang
                                    Laki-laki remaja lajang
                                    Menjadi hutang ibu bapanya
                                    Baru sebahagian hutang dibayar
                                                Pertama : Kerat pusat dan berbuai/berayun
                                                Kedua    : Berkhitan/Sunat Rasul
                                                Ketiga    : Mengaji khatam Qur’an
                                                Keempat : Diajar bersopan santun, hanya yang ke
                                                                  Lima yang belum
                                    Hukum adat hukum negeri
                                    Wajib disuruh berumah tangga
                                    Mencukupkan syarat manusiawi
                                    Menambah turunan anak manusia
Desau angin telah berlalu
                        Risik merisik himbau menghimbau
                        Kait berkait rotan dihutan
                        Jalin menjalin menjadi satu
            Tuan-tuan yang kami muliakan
            Jika remaja dimisalkan seekor kumbang
            Terbang tinggi disawang lapang
            Jatuhlah pandang pada jambangan
            Indah letaknya ditengah ruang
            Berisi “kembang sedang mengembang”
                        Pulanglah “kumbang mengnhadap keluarga
                        Menceritakan” bunga menawan hati”
                        Siang malam teringat saja
                        Teringat-ingat termimpi-mimpi

            Seluruh keluarga telah berapat
            Diberilah tugas kepada kami
            Untuk bertanya secara adat
            Menyampaikan maksud dengan resmi
                        Bolehkah kami dengan cerana
                        Memberi sirih dengan setangan
                        Bolehkah kami datang bertanya
                        Adalah kembang dalam jambangan
                                    Sekian dahulu kami bertanya
(Bentara Sabda Pihak Perempuan menjawab)
Tuan-tuan yang kami hormati
Semua kata telah didengar
Nampaknya” kumbang tukang pesiar”
Karena tuan datang menjenguk
Membuat hati menjadi sejuk
Seluruh keluarga telah berembug
Kata ini kami sampaikan
            Sebelum sirih kami makan
            Banyaklah kembang ditaman kami
            Lebih dari satu didalam puri
            Beranikah kumbang datang menyeri
            Karena bunga dilingkungi duri
            Sesungguhnya kembang belum bertali
            Bunga dirawat dikawal rapi
            Oleh keluarga sanak family
            Itulah kata dari kami
(mendengar jawaban ini pihak laki-laki Nampak menjadi gembira, sebab pihak perempuan telah memberi harapan) (maka Bentara Sabda pihak laki-laki kembali meneruskan kata-katanya)
            Maafkan kami tuan:
            Rumah mulia punya penunggu
masyhur semerbak segenap penjuru
kehilir melalui seluruh Tanjung
kehulu sampai kegunung-gunung
bukan bunga sembarang bunga
mawar idaman suntingan utama
bunga menghias indah sempurna
untuk semarak penghuni rumah
                        berulang dari pangkal, dikaji dari alif
                        dihitung dari mula, hidup kita dikandung adat
                        mati kita dikandung tanah, kunci kata pada kias
                        sirih bersusun pinang berlonggok, tepak berbaris menunggu sapa
                        family beriring menunggu ijin dari tuan seluruhnya
                        menyuruh mengabdi kepada kembang, mawar dihajat jadi suntingan
                        mawar bertuah dalam jambangan, untuk dijaga dan disayangi
                        serupa dengan anak sendiri, segala syarat jadi pikulan
tiada ingkar dari janji
baik yang sudah maupun yang kudi
asal lolos adat syara’
ringan akan kami jinjing, berat akan kami pikul
bukan maksud  berada-ada
hanya takut akan Ilahi
kami simpulkan didalam pantun:
            Dari mana hendak kemana
            Bawa bekal telor itik
            Maafkan tuan kami bertanya
            Bolehkah bunga kami petik
Maaf tuan-tuan itulah kata lanjutan dari kami
(Keterangan : waktu pihak laki-laki menyampaikan maksudnya, semua hadirin mengikuti dan mendengarkan dengan seksama tak ada yang berkata-kata-------------------------------)
(hening seenak pihak perempuan menjawab)

Bentara Sabda pihak perempuan :
            Periuk gebang di kapung Dedap
            Buatkan lidi jadi penyapu
            Sirih pinang sudah dihadap
            Syarat janji tentukan dahulu
Tuan-tuan yang budiman:
Kami dari pangkalan
Melihat perahu datang berlayar
Dibawa arus pasang naik
Penuh haluan, penuh buritan
Sampai pada syara’ kiasan
Menyuruh berpikir, berpedoman
Takut bencana datang kudian
Hidup manusia dikandung adat
Hukum adat hokum negeri
Azas belum bertukar
Sumpah melayu tetap setia
Baik keatas baik kebawah
Persumpahan Demanng Lebar Daun
Asal adat Melayu Lama
Siapa mengubah janji
Bubungan rumah akan terjungkir
Kaki tiang meninjau langit
            Kemudian dari itu tuan-tuan:
            Lembah sama-sama ditimbuni
            Gunung sama diratakan
            Kehulu sama berakit
            Kehilir sama berenang
            Rotan berjalin tetap berjalin
            Berjalin menjadi satu
            Kutuk manusia ingkar janji
            Hanya berdetik didalam hati


Tuan-tuan yang kami muliakan:
Mawar ditaman belum terkopek
Jumlah mawar lebih dari satu
Sama tua sama muda
Sama umur setahun jagung
Sama darah setampuk jagung
Sama akal tumbuh keluar
Dunia akhirat sedang dituntut
Mungkin nanti jadi umpatan
Sesal kemudian tidak berguna
Dalam pada itu tuasn-tuan yang kami muliakan:
            Semua kata telah didengar
            Kunci kata dengan kias
            Mula pangkal bagi kami
            Menentukan hajat nan baik
            Tak sia-sia pasang naik
            Tak sia-sia perahu berlayar
            Tak sia-sia matahari terbit
            Tak sia-sia ternak disembelih
            Tak sia-sia malim diundang
            Tak sia-sia janji dipadu
            Guna mengikat silaturrahmi
Tuan-tuan yang budiman kembali kita kepangkal:
Keluarga karib penggalang perahu
Berbantalkan adat bersendikan syara’
Timbul tenggelam untuk kerabat
Segala kata cukup rukunnya
Manusia lengkap rukun syaratnya
Lajang remaja tiada cederanya
Tiada sakit tiada cacat
Berdaya , bergairah lahir dan bathin
Dapat megikat anak tangga
Mampu mengganti kayu selang
Bernama bergelar seperti orang
Kalau syah dapat dikata
Sesuai dijanji baru menjadi
Baru disambung soal lanjutan
Jika tidak hanya berjamu
Kaum kerabat dari jauh
Demikianlah dari kami

(setelah pihak perempuan selesai berbicara, maka acara sejenak terhenti selama pihak laki-laki berunding secara formalitas bagaimana cara yang baik untuk  menjawab pertanyaan-pertanyaan pihak perempuan yang sekarang berkisar pada pokok )
  1. Siapa yang hendak dipinang
  2. Adakah yang meminang sehat dan cacat atau cedera
  3. Pihak perempuan tidak dasn tidak keberatan untuk melanjutkantentang risik dan pinangan yang akan dilakukan asal mereka mendapat jawaban yang menyenangkan
Bentara Sabda pihak laki-laki memulai membuka kata setelah perundingan selesai.
Pisang emas bawa berlayar
Masak sebiji diatas peti
Hutang emas dapat dibayar
Hutang budi dibawa mati
Kota Daik nama kotanya
Kapal Dandi membawa barang
Budi baik mahal harganya
Jika dibagi kepada orang
 Maafkan kami tuan-tuan:
Seperti sirih pulang kegagang
Tak ada raja menolak sembah
Hidup dikandung adat
Mati dikandung tanah
Adat diisi, lembaga dituang
Hidup sandar menyandar
Hukum tidak berat sebelah
Janji berlaku kedua belah pihak
Dari kami, kami akukan
Siapa ingkar, siapa ditimbang
Cacat tidak cederapun tidak
Sawan gila diluar janji
Lain dijanji lain yang tiba
Tanda kembali pulang-balik
Bila mati pulang tanda
Tanda hilang dengan percuma
Perempuanlah ganda tanda
Nilai lipat dua kali
Kemudian dari itu :
Banyak rantau telah ditempuh
Yang kecil sudahlah besar
Yang bodoh sudah cerdik
Lajang sudah remaja putera
…………… nama timangan ( nama calon laki-laki yang dimaksudkan )
Dihajatkan hendak berumah tangga
Dengan mawar kuntum utama
………… binti…………….. (nama calon perempuan yang dimaksudkan)
Muda teruna kami serahkan
Untuk membawa kain basahan
Untuk menyisip lantai patah
Untuk mengikat anak tangga
Untuk merumput jalan tepian
Untuk jadi suruh-suruhan
Timbul tenggelam dengan kerabat
Hidup mati ditangan keluarga
Sekian kabar dari kami
Pihak perempuan mengadakan musyawarah, mereka menjawab sebagai kata pemutus
Tuan-tuan yang kami hormati, bersama pantun kami bertanya
Jika digantang tiga gantang
Bila disukat tiga sukat
Jika direntang akan panjang
Baik disimpul supaya singkat
Oleh sebab itu tuan-tuan:

Semua keluarga telah berembug
Impal larangan telah ditanya
Saudara ayah telah berpesan
Saudara ibu telah berkata
Rasa baik untung bertuah
Ternak membiak padi menjdi
Kaum sekampung turut gembira
Terang nampak cuaca hari
Bak pantun orang –orang tua
Terang  bulan ditengah lorong
Cuacanya sampai didaun kayu
Kalau Tuhan hendak menolong
Air pasang bidukpun lalu
Tuan-tuan yang mulia:
Mawar belum lagi berpunya
Datang kumbang mau mencari
Lulus adat lulus syara’
Sirih pinang akan dimakan
Satu lagi pesan kami
Pantun tua pantun hikmat
Berguna untuk semua
Baik sekarang maupun nanti
Biarlah kami ucapkan untuk diingat dikemudian hari
Dari Rembang ke Banyuwangi
Pakai baju sutera Karawang
Jika “kembang” asalnya wangi
Sampai layu jangan dibuang
Sekian kata putus dari kami






Selesai acara pinang meminang ini, ditruskan dengan acara menikah/ijab qabul yang diserahkan kepada Tuan Kadi, dilaksanakan menurut rukun “nikah” yang dikehendaki sesuai dengan ajaran agama Islam.

Penutup
Setelah acara menikah selesai yang disaksikan oleh para ahli waris kedua belah pihak, acara selanjutnya dipimpin oleh bidann pengantin dengan acara :
  1. Bersanding diatas pelaminan
  2. Menepung tawari pengantin oleh keluarga kedua belah pihak
  3. Makan nasi pengganti/nasi hadap-hadapan
  4. Mandi berhias
  5. Dan lain sebagainya

 Keterangan
Dalam acara risik, pinang meminag ini selalu juga ada kesilapan yang tidak disengaja oleh kedua belah pihak dalam sorong-menyorong tepak sirih dan menyuguhkannya. Untuk hal itu dijaga jangan sampai sirih yang kita sorongkan jangan samapi terbalik (sungsang). Bila ini terjadi akan timbul sindiran-sindiran dari pihak yang menerima. Kadang kala ditolak secara menyinggung perasaan. Bagi yang terlanjur berbuat salah, segera mengetahui kesalahannya. Waktu inilah yang arif lalu berpantun memperbaiki kesalahannya:
Hujan hari rintik-rintik
Tumbuh cendawan gelang kaki
Kami sepantun telor itik
Kasihan ayam maka menjadi
Bila pantun ini diucapkan, maka maaf telah sama diberikan
Kisaran , Nopember 1981
Ditulis ulang kembali Oktober 2011
Sengaja kutulis ulang sebagai bahan pembaca bagi peminat budaya melayu khususnya daerah Asahan, Batubara, Labuhan Batu

                                   
           
           

Rabu, 17 November 2010

waktu

Waktu

Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.

Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.

Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.


Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.


Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?

Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.(Khalil Gibran)

Sabtu, 11 September 2010

Waktu

kembali waktu yang memutus
jarak-jarak langkah yang terbelenggu
selama sebulan....,
kini hari kemenangan tiba ....
dalam lantunan gema takbir .......

Kamis, 26 Agustus 2010

waktu.......

rasanya seperti kemarin aku merasakan....
bermain meriam bambu....pada bulan ramadhan
di bawah pohon mangga di depan rumahku.....
menyebabkan bulu mataku habis terbakar....
ketika meriam yang kumainkan meledak tiba-tiba
sekujur badanku panas ketika itu.....
diringi rasa perih.....dan juga takut....
tak terasa kejadian itu sudah empat puluh tahun....
namun masih jernih dipelupuk mata ...dalam ingatanku
waktu...terkadang bisa berlalu begitu cepat ....
tapi juga kadang terasa lambat.......
sementara hari ini aku sudah memiliki cucu.....
namun meriam bambu yang dimainkan anak-anak itu
masih kurasakan seperti dahulu....
waktu.....kadang indah....namun terkadang menyakitkan...
waktu...kadang bersahabat...juga bisa menjadi musuh...
waktu....demi waktu...waktu ke waktu


17 ramadhan 2010 (23.30)